Kedudukan Bahasa Indonesia dalam Era Internasionalisasi 2A

Kedudukan Bahasa Indonesia dalam Era Internasionalisasi

 

Abstrak

Bahasa Indonesia sudah lama menjadi penyatu bangsa dan identitas nasional. Namun, era global saat ini, bahasa bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi dalam negeri, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya dan pengaruh global. blog ini membahas posisi bahasa Indonesia dalam konteks internasionalisasi. apa saja tantangan yang dihadapi dan peluang yang bisa dimanfaatkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk mempromosikan bahasa Indonesia di luar negeri, pelaksanaannya masih belum maksimal. Diperlukan strategi lebih terarah dan kolaboratif agar bahasa Indonesia bisa lebih dikenal, dipelajari, dan digunakan secara luas di dunia internasional.

Kata Kunci: Bahasa Indonesia, internasionalisasi, diplomasi bahasa, strategi kebahasaan, globalisasi 


Pendahuluan

Bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga lambang identitas dan pemersatu bangsa. Sejak diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tahun 1928 dan diresmikan dalam UUD 1945, bahasa Indonesia sudah menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa ini.

Namun, sekarang dunia berubah cepat. Globalisasi membuat batas antarnegara semakin tipis. Kita bisa belajar, bekerja, bahkan berteman lintas negara hanya lewat layar. Di sinilah muncul pertanyaan besar: Apakah bahasa Indonesia bisa punya peran penting di panggung global? Bisakah ia dikenal dan digunakan oleh masyarakat luar, layaknya bahasa Inggris 

Blog ini ingin menggetahui lebih dalam: di mana posisi bahasa Indonesia saat ini dalam dunia internasional? Apa yang menghambatnya untuk berkembang?

Dan apa strategi yang bisa dilakukan agar bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa yang mendunia? 


Permasalahan

Beberapa pertanyaan yang menjadi dasar pembahasan ini:

  1. Seberapa jauh bahasa Indonesia sudah dikenal atau digunakan di tingkat internasional?

  2. Apa tantangan dari dalam dan luar yang menghambat upaya internasionalisasi?

  3. Strategi apa saja yang bisa dilakukan agar bahasa Indonesia makin dikenal dunia?

  4. Bagaimana menjaga agar promosi ke luar negeri tidak melemahkan penggunaan bahasa Indonesia di dalam negeri?


Pembahasan

1. Posisi Bahasa Indonesia Saat Ini

Secara hukum, bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara dan sudah diatur dalam berbagai undang-undang. Di dalam negeri, penggunaannya kuat dan merata. Sayangnya, di luar negeri, penggunanya masih terbatas.

Beberapa universitas di luar negeri memang sudah membuka program studi bahasa Indonesia, seperti di Australia, Belanda, Jepang, dan beberapa negara ASEAN. Indonesia juga punya program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) yang cukup aktif.

Namun, secara umum, bahasa Indonesia masih kalah dibandingkan bahasa-bahasa besar lainnya. Di forum internasional, bahasa Indonesia jarang digunakan sebagai bahasa resmi. Bahkan, di forum akademik dan sains, publikasi berbahasa Indonesia masih sedikit mendapat tempat.

2. Hambatan dan Tantangan

Hambatan dari dalam negeri:

Masih banyak masyarakat, termasuk generasi muda, yang belum fasih menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Peneliti hingga dosen lebih memilih menulis dalam bahasa Inggris untuk publikasi internasional.
Belum ada koordinasi kuat antara lembaga-lembaga yang punya misi memperkenalkan bahasa, seperti Kementerian Luar Negeri, Kemdikbud, dan Badan Bahasa.
Hambatan dari luar:
Bahasa Inggris sangat dikenal sebagai bahasa resmi.
Kurangnya minat dari masyarakat luar terhadap bahasa Indonesia karena dianggap tidak penting secara ekonomi atau politik.
Belum banyak media luar yang menyediakan konten dalam bahasa Indonesia.
3. Strategi Penguatan Bahasa Indonesia 

Kerjasama antar-lembaga: Pemerintah perlu menyatukan gerak antar kementerian, lembaga budaya, dan pendidikan agar promosi bahasa Indonesia lebih terarah. 
Promosi lewat budaya: Bahasa dan budaya adalah satu paket. Film, musik, makanan, dan tradisi Indonesia bisa menjadi media promosi bahasa. Bisa kita lihat bagaimana drama Korea sukses membawa bahasa Korea ke seluruh dunia.
Pemanfaatan teknologi: Kita bisa kembangkan aplikasi belajar bahasa Indonesia, membuat konten YouTube berbahasa Indonesia dengan terjemahan, atau membuat game edukatif.
Pengembangan SDM: Guru BIPA perlu terus dilatih agar metode pengajarannya menarik dan sesuai kebutuhan penutur asing.
Insentif akademik: Dosen dan peneliti perlu diberi kesempatan dan dukungan untuk menulis dalam bahasa Indonesia dengan kualitas internasional.
Jadikan bahasa Indonesia bahasa ASEAN: Ide ini sudah ada sejak lama. Bila terwujud, maka posisi bahasa Indonesia bisa semakin dikenal di kawasan Asia Tenggara.

4. Peluang di Masa Depan

Meskipun tantangannya banyak, peluang juga terbuka lebar. Negara-negara ASEAN yang memiliki  bahasa Melayu bisa jadi pintu masuk. Budaya Indonesia yang semakin dikenal dunia (melalui pariwisata, kuliner, musik) juga bisa menjadi jembatan.
Selain itu, zaman digital membuka peluang besar. Kita tidak harus menunggu media luar mengangkat bahasa Indonesia. Dengan media sosial, YouTube, dan platform daring lainnya, kita bisa langsung memperkenalkan bahasa kita ke dunia.


Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah simbol identitas nasional yang sudah pakem di dalam negeri. Namun, di kancah global, keberadaannya masih belum dikenal.

Beberapa usah sudah dilakukan untuk membawa bahasa Indonesia ke panggung dunia, tapi belum maksimal. Masih ada tantangan besar, baik dari sisi internal seperti kurangnya koordinasi dan rendahnya minat menulis dalam bahasa Indonesia, maupun eksternal seperti dominasi bahasa Inggris dan rendahnya minat dunia luar terhadap bahasa kita.

Bukan berarti tak ada harapan. Dengan strategi yang terarah, kerja sama yang kuat, serta pemanfaatan teknologi dan budaya populer, bahasa Indonesia bisa perlahan namun pasti mengambil posisi di panggung global. 

 

Saran 

  • Pemerintah perlu membuat roadmap jelas untuk internasionalisasi bahasa Indonesia, lengkap dengan target dan indikator pencapaiannya.

  • Universitas dan pusat kebudayaan harus lebih aktif menjalin kerja sama dengan luar negeri untuk mengajarkan bahasa Indonesia.

  • Teknologi pembelajaran bahasa harus terus dikembangkan, misalnya dengan aplikasi belajar bahasa Indonesia berbasis AI.

  • Perlu dibuat program promosi besar-besaran lewat media sosial, influencer, dan konten digital agar bahasa Indonesia lebih dikenal generasi muda dunia.

  • Pemerintah juga harus melindungi penggunaan bahasa Indonesia di dalam negeri agar tidak kalah oleh bahasa asing.

 

Daftar Pustaka

  1. Syanurdin, & Man Hakim. (2023). Internasionalisasi Bahasa Indonesia. Jurnal Lateralisasi. https://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi/article/view/5530

  2. Dedi Satriawan. (2021). Strategi Internasionalisasi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa ASEAN. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS/article/view/88974


Berikut 3 referensi ilmiah yang relevan dengan tema internasionalisasi Bahasa Indonesia 

  1. Syanurdin & Man Hakim. “Internasionalisasi Bahasa Indonesia.” Jurnal Lateralisasi, Vol. 11 No. 01 (2023). Penelitian ini meninjau berbagai upaya yang sudah dilakukan dalam menginternasionalisasi Bahasa Indonesia, termasuk regulasi dan fungsi bahasa, serta menekankan pentingnya sinergi antar lembaga. Jurnal UMB

  2. Gilang Nur Alam, Emil Mahyudin, RMT Nurhasan Affandi, Windy Dermawan, & Fuad Azmi. “Internasionalisasi Bahasa Indonesia di ASEAN: Suatu Upaya Diplomatik Indonesia.” Dinamika Global: Jurnal Ilmu Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 01 (2022). Makalah ini membahas diplomasi Indonesia dalam memperkenalkan Bahasa Indonesia di ASEAN dan potensi serta hambatan yang terkait. Jurnal FISIP Unjani

  3. Dedi Satriawan. “Strategi Internasionalisasi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa ASEAN.” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha, Vol. 14 No. 4 (2024). Artikel ini membahas strategi pemerintah dalam menjadikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa ASEAN, kendala yang ditemui, dan prospeknya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Teks Ilmiah Membentuk Diskursus Ilmu Pengetahuan 2B