(Isian)
-
Teks akademik biasanya digunakan dalam konteks pendidikan atau keilmuan untuk menyampaikan gagasan, analisis, dan refleksi.
-
Perbedaan utama antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan, struktur, dan tingkat formalitas atau objektivitas.
-
Struktur umum teks akademik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup/kesimpulan.
-
Teks ilmiah biasanya mengikuti alur logis dengan struktur IMRAD yang berarti Introduction, Methods, Results, and Discussion.
-
Salah satu ciri khas teks ilmiah adalah objektivitas, artinya penulis tidak memasukkan pendapat pribadi atau emosi subjektif tanpa dasar ilmiah.
-
Semua klaim dalam teks ilmiah harus didukung oleh data empiris atau sumber referensi yang terpercaya.
-
Salah satu prinsip penulisan akademik adalah menghindari plagiarisme dengan cara mencantumkan sumber secara konsisten.
-
Literasi kritis mencakup kemampuan menilai validitas argumen dan bukti dalam sebuah teks.
-
Jenis teks akademik yang bertujuan menjelaskan konsep secara logis disebut teks eksposisi.
-
Salah satu solusi untuk meningkatkan literasi akademik mahasiswa adalah menyediakan pelatihan atau workshop penulisan akademik secara berkala.
(Esai)
1. Jelaskan perbedaan mendasar antara teks akademik dan teks ilmiah, baik dari segi tujuan maupun struktur penulisan.
Teks akademik bertujuan untuk menyampaikan gagasan, refleksi, dan analisis dalam konteks pendidikan, seperti esai, laporan, atau makalah kuliah. Struktur teks akademik biasanya terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan.
Sementara itu, teks ilmiah memiliki tujuan untuk menyajikan hasil penelitian atau temuan ilmiah berdasarkan metode tertentu. Struktur teks ilmiah lebih ketat dan mengikuti format IMRAD (Introduction, Methods, Results, and Discussion). Teks ilmiah juga menuntut objektivitas, verifikasi data, dan penggunaan sumber yang valid.
2. Mengapa penggunaan bahasa baku sangat penting dalam teks ilmiah? Sertakan contoh kalimat untuk memperkuat jawaban.
Bahasa baku penting karena mencerminkan ketepatan, kejelasan, dan profesionalitas dalam penulisan ilmiah. Penggunaan bahasa baku membantu pembaca memahami makna secara konsisten dan menghindari ambiguitas.
Contoh:
-
Tidak baku: “Penelitian ini nunjukin kalo murid lebih gampang belajar online.”
-
Baku: “Penelitian ini menunjukkan bahwa murid lebih mudah belajar secara daring.”
Kalimat baku menunjukkan kejelasan dan mengikuti kaidah ejaan yang benar sesuai PUEBI.
3. Bagaimana peran literasi kritis dalam membantu mahasiswa menjadi pembaca dan penulis akademik yang lebih baik?
Literasi kritis memungkinkan mahasiswa untuk menilai, menganalisis, dan mengevaluasi isi teks secara mendalam, bukan hanya memahami secara permukaan. Dengan literasi kritis, mahasiswa dapat membedakan antara fakta dan opini, mengenali bias penulis, serta menilai keandalan sumber. Dalam menulis, kemampuan ini membantu mereka menyusun argumen yang logis, didukung bukti kuat, dan sesuai kaidah akademik. Akibatnya, kualitas karya tulis menjadi lebih kredibel dan berdaya saing ilmiah.
4. Uraikan prinsip-prinsip utama dalam penulisan akademik yang baik dan berikan contohnya.
Prinsip utama penulisan akademik meliputi:
-
Objektivitas: Menulis berdasarkan data dan fakta, bukan pendapat pribadi.
-
Kejelasan dan Ketepatan: Menggunakan kalimat efektif dan istilah yang sesuai bidang ilmu.
-
Keteraturan Struktur: Mengikuti sistematika penulisan yang logis (pendahuluan–pembahasan–kesimpulan).
-
Konsistensi Gaya Penulisan: Menggunakan format, ejaan, dan sitasi yang seragam.
-
Etika Akademik: Menghindari plagiarisme dengan mencantumkan sumber.
Contoh:
“Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa penggunaan media interaktif meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 20%.”
5. Menurut Anda, bagaimana implikasi kemampuan menulis dan membaca teks akademik secara kritis terhadap kualitas pendidikan tinggi di Indonesia?
Kemampuan menulis dan membaca teks akademik secara kritis berimplikasi langsung terhadap peningkatan mutu akademik dan daya saing intelektual mahasiswa. Mahasiswa yang mampu berpikir kritis dan menulis secara ilmiah akan menghasilkan karya yang berkualitas, orisinal, serta relevan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu. Secara lebih luas, hal ini memperkuat budaya riset, meningkatkan reputasi akademik perguruan tinggi, dan mendorong terciptanya masyarakat ilmiah yang reflektif dan berpengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar